.
Hasil Perhitungan Suara KPU Kabupaten Blora pada Pemilu Kada 2010 ....No urut 1 Yudhi-Hestu: 197.277 suara ..... No urut 2 Warsit-Lusiana: 39.445 suara ..... No urut 3. Joko Nugroho-Abu Nafi: 243.715 suara...

Selasa, 30 Maret 2010

Valid mana Panwas atau KPU



30 Maret 2010 | 14:39 wib | Daerah

Validitas Temuan Data Bermasalah Panwas Blora Dipertanyakan

Blora, CyberNews. Divisi Pemuktahiran Data Pemilih KPU Blora Siti Ruhayatin menyayangkan sikap Panwas yang tidak segera menyampaikan hasil temuan adanya pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang diduga bermasalah.

"Secara resmi kami sudah melayangkan surat ke Panwas untuk meminta data tersebut. Namun tidak diberikan. Yang saya ketahui alasanya menunggu petunjuk dari Bawaslu lebih dulu," katanya, Selasa (30/3).

Panwas Pilkada Wahono, membenarkan bahwa pihaknya lebih dulu melaporkan hasil temuan adanya DPT yang diduga bermasalah kepada Bawaslu.

"Setelah Bawaslu memberikan petunjuk, barulah kami akan bersikap. Termasuk kemungkinan melaporkan data tersebut kepada KPU Blora," tandasnya.

Sebagaimana diberitakan, Panwas menemukan sebanyak 14.191 pemilih yang diduga bermasalah. Diantaranya tanpa Nomor Induk
Kependudukan (NIK) sebanyak 5.497 orang, pemilih ganda 2.746 orang, NIK ganda 5.911 orang, telah meninggal dunia 35 orang, tidak terdaftar 2 orang, pindah domisili 5 orang. Bahkan pemilih yang mengalami gangguan kejiwaan sebanyak lima
orang.

Atin, sapaan akrab Siti Ruhayatin, menyatakan jika data temuan panwas itu sudah dilaporkan ke KPU, pihaknya bisa langsung bersikap dengan mengecek kebenaran data tersebut. Ia justru mempertanyakan validitas data panwas.

Dia mencontohkan, berdasarkan informasi yang diterimanya di Kecamatan Randublatung terdapat sekitar dua ribu lebih pemilih yang diduga bermasalah. Namun setelah ditelusuri ternyata hanya sekitar 70-an orang.

Menurutnya dalam peraturan perundang-undang tidak ada keharusan penyebutan NIK di daftar pemilih. Pihaknya berinisiatif mencantumkan NIK untuk mendukung validitas data pemilih. Sementara terkait adanya pemilih ganda, Atin mengatakan pihaknya hanya akan melayangkan satu surat panggilan hadir di TPS kepada pemilih tersebut.

( Abdul Muis / CN16 )

Kamis, 25 Maret 2010

TES KESEHATAN CABUP & CAWABUP


25 Maret 2010 | 20:22 wib | Daerah

Hasil Tes Kesehatan Pasangan Calon tidak Diumumkan


Blora, CyberNews. Pokja Pencalonan KPU Blora, Achmad Zakki memastikan hasil tes kesehatan bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati tidak diumumkan secara terbuka.

Menurutnya tidak ada aturan hukum yang memerintahkan KPU wajib mengumumkan hasil pemeriksaan kesehatan tersebut. "Kami melakukan tugas dan pekerjaan berdasarkan aturan hukum yang ada. Tidak ada kewajiban bagi kami mengumumkan hasil tes kesehatan itu," ujarnya Kamis (25/3). 

Seluruh bakal pasangan calon sebelumnya telah mengikuti pemeriksaan kesehatan di rumah sakit DR R Soetijono Blora, Selasa (23/3). Yakni pasangan Djoko Nugroho-Abu Nafi, RM Yudhi Sancoyo-Hestu Bagiyo Sunjoyo serta pasangan HM Warsit-Lusiana Marianingsih.

Pemeriksaan kesehatan menyeluruh itu merupakan syarat bagi bakal pasangan calon mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Pemeriksaan kesehatan dilakukan sejumlah dokter spesialis yang diminta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Blora.

Diantaranya dokter spesialis mata, syaraf, patologi klinik, penyakit dalam, jiwa, bedah, dan spesialis obgyn. Sementara untuk pemeriksaan pap smear bagi bakal calon wakil bupati perempuan dilakukan di rumah sakit Islam Solo. 

Menurut Zakki, berdasarkan jadwal yang sudah ditetapkan, hasil pemeriksaan kesehatan itu akan diterima KPU pada hari Jumat (26/3) atau Sabtu (27/3).
( Abdul Muis / CN14
)


Sabtu, 20 Maret 2010

WALI Cabup & Cawabup PDIP


[ Sabtu, 20 Maret 2010 ]
PDIP Usung Wali
BLORA - Teka-teki siapa bakal calon bupati (bacabup) dan bakal calon wakil bupati (bacawabup) yang diusung PDIP Blora terjawab sudah. Kemarin (19/3) sore, pasangan Warsit dan Lusiana (Wali) resmi mendaftar ke KPUK setempat sebagai bacabup-bacawabup.

Pasangan ini maju ikut pilkada 3 Juni nanti setelah mendapat rekomendasi dari DPP PDIP. Kedatangan Wali ke KPUK diantar Ketua DPC PDIP Blora Colber Mangara Tua dan Sekretaris DPC Rusdianto. Selain itu, ratusan santri juga para kiai ikut mengantar.

Dengan majunya Wali berarti sudah ada tiga pasangan yang siap meramaikan pesta demokrasi pilkada mendatang. Sebelumnya, pasangan Yudhi Sancoyo-Hestu Bagyo (Yes) yang diusung Golkar dan Djoko N-Abu Nafi (Kolbu) yang dijagokan Demokrat, PKB, PPP, Hanura, PPIB, PAN, dan PDP juga mendaftar.

Bakal majunya Wali sempat disimpan rapat pengurus DPC PDIP. Ketua DPC PDIP Blora Colbert Mangara Tua sebelumnya hanya mengambil formulir pendaftaran di KPUK. Namun, dia tidak menyebut siapa yang bakal dicalonkan. ''Untuk calon masih rahasia,'' katanya kemarin siang.

Namun, Warsit saat dihubungi sebelum mendaftar mengaku dirinya yang mendapat rekomendasi dari DPP PDIP. Dia akan berpasangan dengan Lusiana, salah satu nama yang juga diusulkan DPC ke DPP PDIP untuk mendapat rekomendasi.

Pada pukul 16.45, Warsit yang mengenakan safari abu-abu didampingi Lusiana yang berbusana muslim. Keduanya berjalan di antara ratusan pendukungnya yang terus mengumandangkan salawat selama perjalanan. ''Ya hari ini kami resmi mendaftar,'' ujar Warsit.

Warsit adalah mantan ketua DPRD dua periode yang pernah menjabat sebagai ketua DPC PDIP Blora. Jabatan terakhir Warsit di PDIP akan ketua PAC Kradenan. Sedangkan Lusiana adalah wanita kelahiran Surakarta yang masih mempunyai darah ningrat. Dia pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari PDIP melalui dapil Blora. Namun, Lusiana gagal melaju ke Senayan.

Tak hanya sejumlah anggota fraksi PDIP dan orang-orang dekat pasangan ini yang ikut mendampingi. Sejumlah kiai juga ikut berjalan kaki. Di antara barisan pendukung itu ada nama Sekretaris DPC PKB Mustain dan Solikin, koordinator 12 PAC PKB yang tidak mendukung calon dari PKB.

Solikin mengatakan, 12 dari 16 PAC PKB tetap mendukung calon dari PDIP. ''Sejak awal kami sudah komitmen untuk mendukung calon dari PDIP siapa pun. Kalau sekarang calonnya Pak Warsit ya kami mendukung Pak Warsit,'' katanya.

Seperti diberitakan, 12 PAC PKB yang menyatakan mendukung calon dari partai lain berasal dari Kradenan, Jati, Todanan, Japah, dan Jepon. Serta PAC Tunjungan, Kunduran, Kedungtuban, Sambong, Blora, Ngawen, dan Jiken.

Solikin yang juga ketua PAC PKB Kradenan itu mengatakan, 12 PAC tersebut menginginkan PKB koalisi dengan PDIP. Karena itu, PAC-PAC tersebut kurang sreg saat PKB memutuskan koalisi dengan PPP dan partai lain. ''Ini sudah komitmen kami,'' imbuhnya.

Sementara itu, sebelum Wali mendaftar, KPUK Blora sempat kedatangan seseorang yang mengaku akan mendaftarkan diri menjadi bacabup dan telah menjalin komunikasi dengan PDIP. Dia mengaku bernama Toenggoel Yoedhoyono, warga asli Kecamatan Cepu yang menjadi pengusaha di Jakarta. Pria berusia 61 tahun itu mengaku sebagai putra Soekirno, mantan bupati Blora pada era 1960-an.

''Bahkan, saya sudah dipanggil Ketua DPD PDIP Jateng Murdoko bersama Bu Sri Yuliani. Saya sendiri tidak menyangka,'' katanya saat ditemui di kantor KPUK.

Meski demikian, dia sampai kemarin belum tahu apakah dia akan menerima rekomendasi dari DPP PDIP atau tidak. Dia juga berharap segera ada jawaban. Sebab, Toenggoel mengaku sudah menyiapkan skenario lain andai rekomendasi dari DPP PDIP tidak jatuh ke tangannya.

Menurut dia, kedatangannya ke KPUK untuk meminta keterangan persyaratan apa saja yang harus dipenuhinya. ''Untuk konsultasi apa saja syaratnya. Yang jelas saya berniat untuk nyalon,'' ujarnya.

Jika tidak bisa lewat jalur PDIP, maka Toenggoel mengaku sudah mengumpulkan partai politik nonparlemen untuk mengusung dirinya. Karena itu, dia sempat menanyakan berapa jumlah dukungan yang memungkinkan untuk maju pilkada kepada KPUK.

Ketua Pokja Pencalonan KPUK Blora Achmad Zakki mengatakan, kalau Toenggoel mengambil formulir dan konsultasi dengan dirinya terkait syarat pencalonan. Zakki mengatakan, untuk bisa mencalonkan minimal harus memenuhi 15 persen suara dari total jumlah suara sah pada pemilu legislatif lalu. ''Ya sekitar 68.281 suara,'' tuturnya. (ono/yan)

 
[ Sabtu, 20 Maret 2010 ]
Anak Mantan Bupati Datangi KPUK Blora
BLORA - Pendaftaran bakal calon bupati (bacabup) dan bakal calon wakil bupati (bacawabup) Blora di KPUK berakhir tadi malam pukul 24.00. Hingga kemarin (19/3) sore, KPUK baru menerima dua pendaftar.

Keduanya, pasangan Yudhi Sancoyo-Hestu Bagyo (Yes) yang diusung Golkar dan Djoko N-Abu Nafi (Kolbu) yang dijagokan Demokrat, PKB, PPP, Hanura, PPIB, PAN, dan PDP.

Sementara PDIP sebagai pemilik kursi terbanyak kedua di gedung DPRD setempat, belum mendaftarkan calonnya. Ketua DPC PDIP Blora Colbert Mangara Tua hanya mengambil formulir pendaftaran di KPUK. Namun, dia tidak menyebut siapa yang bakal dicalonkan. ''Untuk calon masih rahasia,'' katanya kemarin.

Rumor yang beredar, Colbert yang baru terpilih sebagai ketua DPC, bakal maju sebagai bacawabup. Dia akan berpasangan dengan Sri Yuliani. Namun, Warsit kemarin juga mengaku akan mendaftar ke KPUK. Mantan ketua DPRD Blora dua periode itu mengatakan bahwa dialah yang mendapat rekomendasi dari DPP PDIP. Dia akan berpasangan dengan Lusiana, salah satu nama yang juga diusulkan DPC ke DPP PDIP untuk mendapat rekomendasi. Sampai berita ini ditulis kemarin sore, tanda-tanda pasangan ini datang ke KPUK belum terlihat.

''Kami memang menerima kabar seperti itu. Namun, sebelum ada bukti ada yang mendaftar ke sini, kami nyatakan kalau baru dua pasangan yang mendaftar,'' ujar Ketua KPUK Blora Moesafa.

Di tengah rumor banyaknya nama calon PDIP, kemarin KPUK Blora justru kedatangan seseorang yang mengaku akan mendaftarkan diri menjadi bacabup dan telah menjalin komunikasi dengan partai bermoncong putih tersebut. Dia mengaku bernama Toenggoel Yoedhoyono, warga asli Kecamatan Cepu yang menjadi pengusaha di Jakarta. Pria berusia 61 tahun itu mengaku sebagai putra Soekirno, mantan bupati Blora pada era 1960-an.

''Bahkan, saya sudah dipanggil Ketua DPD PDIP Jateng Murdoko bersama Bu Sri Yuliani. Saya sendiri tidak menyangka,'' katanya saat ditemui di kantor KPUK.

Meski demikian, dia sampai kemarin belum tahu apakah dia akan menerima rekomendasi dari DPP PDIP atau tidak. Dia juga berharap segera ada jawaban. Sebab, Toenggoel mengaku sudah menyiapkan skenario lain andai rekomendasi dari DPP PDIP tidak jatuh ke tangannya.

Menurut dia, kedatangannya ke KPUK untuk meminta keterangan persyaratan apa saja yang harus dipenuhinya. ''Untuk konsultasi apa saja syaratnya. Yang jelas saya berniat untuk nyalon,'' ujarnya.

Jika tidak bisa lewat jalur PDIP, maka Toenggoel sudah mengumpulkan partai politik nonparlemen untuk mengusung dirinya. Karena itu, dia sempat menanyakan berapa jumlah dukungan yang memungkinkan untuk maju pilkada kepada KPUK.

Ketua Pokja Pencalonan KPUK Blora Achmad Zakki mengatakan, kalau Toenggoel mengambil formulir dan konsultasi dengan dirinya terkait syarat pencalonan. Zakki mengatakan, untuk bisa mencalonkan minimal harus memenuhi 15 persen suara dari total jumlah suara sah pada pemilu legislatif lalu. ''Ya sekitar 68.281 suara,'' tuturnya.

Sementara itu, sejumlah partai politik yang belum memberikan dukungan pada calon yang sudah mendaftar, masih menunggu kepastian dari PDIP. PKS misalnya. Partai pemilik tiga kursi di DPRD ini mengatakan menunggu rekomendasi dari PDIP. ''Untuk sementara kami wait and see,'' ujar Seno Margo Utomo, humas DPD PKS Blora. (ono/yan)